Mengapa Statistika

Mengapa Statistika

Terdapat dua alasan mengapa statistika perlu diperlajari. Pertama, karena kehidupan kita selalu dihadapkan dengan statistik, setiap hari kita bertemu dengan data. Survei pemasaran dan temuan penelitian sosial setiap hari muncul, sehingga dengan mempelajari statistika Anda akan lebih memahami temuan-temuan tersebut. Kedua, dengan mempelajari statistika, Anda lebih mudah memahami penelitian orang lain dan menulis laporan berdasarkan analisis statistik.

Apa itu statistika?

Proses Penelitian

Proses penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti sosial sehingga mereka mampu menjawab pertanyaan, menguji ide atau menguji teori.

Proses penelitian terdiri dari 5 tahap yaitu:

  1. Menentukan pertanyaan penelitian

  2. Merumuskan hipotesis

  3. Mengumpulkan data

  4. Menganalisis data

  5. Melakukan pengujian hipotesis

Setiap proses diatas dipengaruhi dan mempengaruhi teori.

Pertanyaan Penelitian

Titik awal dari sebagian besar penelitian adalah mengajukan pertanyaan penelitian.

Pertanyaan penelitian tidak bisa dijawab dengan mengandalkan alasan, spekulasi, penilaian moral, atau preferensi subyektif. Misalnya pertanyaan “Apakah gaya hidup di perkotaan lebih baik daripada gaya hidup di pedesaan?”, pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secara empiris karena istilah baik dan lebih baik berkaitan dengan nilai, keyakinan, atau preferensi subyektif, sehingga tidak dapat diverifikasi secara independen.

Teori

Teori adalah seperangkat asumsi dan proposisi yang digunakan peneliti sosial untuk menjelaskan, memprediksi, dan memahami fenomena yang sedang diteliti atau dipelajari.

Merumuskan Hipotesis

Sebuah teori mungkin terdengar masuk akal dan logis, namun terlalu umum dan tidak berisi iinfprmasi spesifik yang cukup untuk diuji.

Hipotesis merupakan pernyataan yang memperkirakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang diamati.Tidak semua hipotesis diturunkan dari teori…

library(kableExtra)

kategori_variabel <- data.frame(
  Variabel = c("Gender", " ", 
               "Pendidikan", " ", " ", 
               "Pendapatan", " ", " "),
  Kategori = c ("Laki-laki", "Perempuan", 
                "Rendah", "Sedang", "Tinggi",
                "Rendah", "Sedang", "Tinggi"))

kbl(kategori_variabel, align = "l") %>%
  kable_paper("striped", full_width = F) %>%
  column_spec(1, bold = F) %>%
  collapse_rows(columns = 1:2, valign = "top")
Variabel Kategori
Gender Laki-laki
Perempuan
Pendidikan Rendah
Sedang
Tinggi
Pendapatan Rendah
Sedang
Tinggi

Variabel Independen dan Dependen: Hubungan sebab akibat

Variabel Independen dan Dependen: Pedoman

Pengumpulan Data

Tingkat Pengukuran

Data Nominal
nominal <- data.frame(
  Variabel = c("Gender", " ", 
               "Agama", " ", " ", " ", " ", " ", 
               "Status perkawinan", " ", " "),
  Kategori = c ("Laki-laki", "Perempuan", 
                "Katolik", "kristen", "Islam","Hindu", "Budha", "Lainnya",
                "Kawin", "Belum Kawin", "Cerai"))

kbl(nominal, align = "l") %>%
  kable_paper("striped", full_width = F) %>%
  column_spec(1, bold = F) %>%
  collapse_rows(columns = 1:2, valign = "top")
Variabel Kategori
Gender Laki-laki
Perempuan
Agama Katolik
kristen
Islam
Hindu
Budha
Lainnya
Status perkawinan Kawin
Belum Kawin
Cerai
Data Ordinal
ordinal <- data.frame(
  Tingkat = 1:4,
  Nilai = c("Sangat setuju", "setuju", "Tidak setuju", "Sangat tidak setuju")
)


kbl(ordinal, align = "l") %>%
  kable_paper("striped",full_width = F ) %>%
  column_spec(1, bold = F) %>%
  collapse_rows(columns = 1, valign = "top")
Tingkat Nilai
1 Sangat setuju
2 setuju
3 Tidak setuju
4 Sangat tidak setuju
Data Interval-Rasio
Properti Kumulatif Tingkat Pengukuran
Tingkat Pengukuran Variabel Dikotomi

Variabel Diskrit dan Kontinu

Kesalahan Pengukuran

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Statistik Deskriptif dan Inferensial

Pengujian Hipotesis